Posted by : Unknown Kamis, 30 Januari 2014

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, hari ini saya baru saja selesai menjadi anggota tim kegiatan Out Bond. Dan saya berkesempatan memandu sebuah permainan yang cukup menarik. Dalam permainan itu saya menginstruksikan peserta untuk menjatuhkan sasaran sebanyak mungkin dengan cara menggulirkan/ menggelindingkan bola sampai mengenai sasaran dengan jarak yang saya tentukan sebelumnya. 

Eits, tapi tidak sesederhana itu, cara menggelindingkannya tidak hanya dengan tangan lho, tapi ada yang menggunakan kaki. Nah, dari situlah mulai ada celotehan dari peserta setelah mereka mndapatkan undian dengan anggota gerak yang mana mereka akan melempar. Ada yang berkata “Aaaahhhh ko tangan kiri sih?”, “Yes, tangan kanan.” Kalau yang putra “Yes, dapat kaki kanan” mungkin sering sepak bola, tapi ada juga yang bilang “Kalau kaki kiri kan gak bisaaaa…” dan masih banyak lagi teriakan-teriakan yang mereka lontarkan.

Beberapa saat kemudian tiba giliran mereka melempatkan satu per satu mulai dari yang mendapatkan cara menggelindingkan dengan tangan kanan, tangan kiri kemudian kaki kiri sampai dengan kaki kanan… kali ini banyak kejadian yang tidak mereka duga, banyak yang gagal menggunakan anggota gerak yang mereka anggap lebih berpeluang untuk menjatuhkan sasaran, yaitu tangan dan kaki kanan. Sebaliknya, tidak sedikit yang berhasil memaksimalkan tangan dan kaki kiri mereka. Nah, celotehannya pun mulai berganti. “Wah, ternyata tangan kirimu jago ya?” atau “aduuuhhh, kenapa tendangan kananku melenceng jauh?” dan lainnya.
 

Sahabat pembaca yang baik hatinya, pernahkah kita mendengarkan orang tua yang menyuruh anaknya ketika makan “Hayoo, maemnya pakai tangan yang bagus…(maksudnya tangan kanan)” dari situlah ada kemungkinan muncul anggapan dari seorang anak bahwa yang bagus itu tangan kanan, sedang yang kiri tidak. Nah, makanya sampai terbawa ketika mereka beranjak dewasa seperti yang terjadi dalam cerita saya diatas. 

So, sahabat pembaca yang baik hatinya, barangkali kita harus mulai berhati-hati memberikan istilah untuk anak-anak kita, jangan sampai contoh di atas menjadi salah satunya dan kalaupun sudah terjadi semoga itu cukup satu-satunya. Why? Yah, karena apapun yang telah Allah anugerahkan untuk kita ini semua sudah pada porsi dan kegunaannya. Ada sebuah kalimat yang menarik bahwa “Ketika kita menganggap buruk fisik kita ataupun fisik orang lain, tenyata bukan semata kita menghina bentuk ataupun kegunaan fisik itu, melainkan kita sudah menghina yang menciptakannya.” Astaghfirullah… semoga kita dijauhkan ya dari sikap-sikap seperti itu? Aamiin.


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -