- Back to Home »
- Inspirasi , Kisah Perjalanan , Parenting »
- Pentingnya Membersamai Anak
Posted by : Unknown
Kamis, 23 Januari 2014
Assalamu’alaikum
sahabat pembaca yang baik hatinya, siang ini saya baru saja
silaturrahim ke sebuah sekolah. Sesampainya di sekolah itu saya sedikit
terkejut karena kondisi sekolah yang sudah sangat sepi dan semua pintu
ruangan tertutup termasuk gerbang sekolah, hanya saja memang tidak
digembok…padahal sebelumnya salah seorang ustadzah mengatakan pulangnya
sore setiap harinya. Lantas saya mengira
sekolah itu libur atau pulang pagi. Sempat saya memutuskan untuk
pulang, tapi kemudian pandangan saya menyapu setiap sudut sekolah itu
dan dalam benak saya berkata “Sebentar, kalau sudah pulang kenapa itu
sepatu-sepatunya masih tertata rapi di rak depan kelas? Masa’ sepatu
ditinggal di sekolahan?” saya pun berubah pikiran dan memutuskan untuk
mencoba masuk dengan membuka gerbang yang memang tidak dikunci. Sesaat
setelah saya berhasil masuk ke halaman sekolah itu, kemudian seorang
ustadzah yang cukup saya kenal keluar dari ruangan menyambut dan menyapa
serta mempersilakan saya masuk.
Setelah duduk selanjutnya kami pun mulai berbincang dan saya bertanya,
Saya : “Ini ko sepi ust? Sudah pulang atau gimana?”
Ustadzah :”O..tidak mas, ini jam tidur…”
Saya : “O..gitu, saya kira sudah pulang atau libur tadi. Ustadzahnya berarti juga jam istirahat ya ust?”
Ustadzah :”Iya Mas, anak-anak tu kalo ndak ditunggui sambil ikut tidur atau sekedar pura-pura tidur gitu pada lari-larian Mas.”
Saya : “O.. gitu???”
Ada sebuah pernyataan ustadzah yang cukup menarik “…anak-anak tu kalo ndak ditunggui sambil ikut tidur atau sekedar pura-pura tidur gitu pada lari-larian…” Benar juga, barang kali anak-anak justru main sendiri-sendiri atau saling mengganggu satu sama lain jika tidak ditunggui sambil menemani dan mengajak tidur. Yah, maklumlah namanya juga anak-anak.
Coba, sekarang kita bandingkan saat kita menyuruh anak-anak kita belajar kemudian apa yang kita lakukan? Rasanya tidak pas ketika kita justru menonton TV bukan? Yah, minimal kita menemani sambil baca Koran (meskipun kadang korannya terbalik) untuk sekedar membuat anak kita berpikir bahwa kita juga sedang belajar sambil menunggu barangkali anak kita merasa kesulitan kemudian bertanya. Artinya, kita bukan sekedar menyuruh atau memerintah tetapi kita mengajak untuk melakukannya.
Saya : 100% Kak Wall
Setelah duduk selanjutnya kami pun mulai berbincang dan saya bertanya,
Saya : “Ini ko sepi ust? Sudah pulang atau gimana?”
Ustadzah :”O..tidak mas, ini jam tidur…”
Saya : “O..gitu, saya kira sudah pulang atau libur tadi. Ustadzahnya berarti juga jam istirahat ya ust?”
Ustadzah :”Iya Mas, anak-anak tu kalo ndak ditunggui sambil ikut tidur atau sekedar pura-pura tidur gitu pada lari-larian Mas.”
Saya : “O.. gitu???”
Ada sebuah pernyataan ustadzah yang cukup menarik “…anak-anak tu kalo ndak ditunggui sambil ikut tidur atau sekedar pura-pura tidur gitu pada lari-larian…” Benar juga, barang kali anak-anak justru main sendiri-sendiri atau saling mengganggu satu sama lain jika tidak ditunggui sambil menemani dan mengajak tidur. Yah, maklumlah namanya juga anak-anak.
Coba, sekarang kita bandingkan saat kita menyuruh anak-anak kita belajar kemudian apa yang kita lakukan? Rasanya tidak pas ketika kita justru menonton TV bukan? Yah, minimal kita menemani sambil baca Koran (meskipun kadang korannya terbalik) untuk sekedar membuat anak kita berpikir bahwa kita juga sedang belajar sambil menunggu barangkali anak kita merasa kesulitan kemudian bertanya. Artinya, kita bukan sekedar menyuruh atau memerintah tetapi kita mengajak untuk melakukannya.
Saya : 100% Kak Wall