Posted by : Unknown Senin, 06 Januari 2014

Assalamu’alaikum, sahabat pembaca yang baik hatinya, menuangkan unek-unek yang ada dalam benak sembari diiring suasana yang begitu syahdu bersamaan dengan guyuran air hujan yang tak kunjung reda sedari tadi, mengingatkan saya pada sebuah kisah ketika saya mengikuti sebuah pelatihan di Kota Gudeg bebrapa waktu yang lalu. Ketika itu, seorang trainer yang menjadi pemateri acara itu, memaparkan tentang bagaimana cara agar peserta bisa melejitkan karirnya. 

Salah satu cara atau tips yang diberikan adalah dengan mengoptimalkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Trainer itu memberikan waktu sekitar 5 menit untuk peserta memikirkan apa kelbihan-kelebihan yang menonjol dalam dirinya yang bisa menunjang karirnya. Sampai-sampai semua peserta diinstruksikan untuk menghubungi orang-orang terdekat untuk menanyakan hal-hal yang menonjol atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta jika belum bisa menemukan sendiri. Karena (kata Trainer itu) terkadang orang-orang terdekatlah yang lebih tau tentang diri kita daripada diri kita sendiri. Kemudian Trainer itu menceritakan pengalamannya tentang sebuah kelebihan yang ia miliki dan istrinyalah yang memberitahukan kelebihan itu.

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, coba kita lihat disekitar kita, atau bahkan kita sendiri barangkali, betapa banyak orang tua yang tidak mampu mengenali potensi kelebihan yang dimiliki anak-anaknya, atau, kalaupun mampu, mereka tidak mau mengungkapkan dan menjadikan itu sebagai pemacu anaknya untuk berprestasi dan cenderung membiarkannya. Dan yang lebih parah, orang tua yang memahami kelebihan sang anak tetapi tetap memaksakan sang anak untuk mengikuti kemauan orang tuanya. 


Sahabat sekalian, berangkat dari cerita saya diatas, ketika kita menjadi orang tua untuk anak-anak kita, sudah selayaknyalah bagi kita untuk mengetahui apa sih kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak-anak kita. Nah, dengan begitu lebih mudah untuk kita membantu anak-anak kita dalam mengoptimalkan kemampuan yang mereka miliki untuk mendukung prestasinya, baik prestasi akademis maupun non akademis. 


Sebagai contoh, anak kita suka bercerita dan menceritakan apa saja yang dia lihat atau dia alami, dengan sedikit polesan, bisa kita arahkan anak kita menjadi seorang pencerita atau pendongeng dan sebagainya. Lagi, anak kita punya suka dengan hal-hal yang bersifat penelitian-penelitian, kita bisa mengajaknya untuk bermain eksperimen-eksperimen kecil misalnya membuat rangkaian lampu dengan batu baterai yang kabelnya dihubungkan melalui buah apel dan lampunya menyala. Atau bagaimana membuat magnet dari sebuah penggaris mika yang digosok-gosokkan pada rambut kering atau bahan lain yang bisa menarik potongan-potongan kertas kecil. Dan eksperimen-eksperimen kecil lainnya yang tujuannya kembali lagi untuk mendukung bagaimana ia bisa berprestasi, kalau dalam hal ini dalam pelajaran IPA. Dan saya rasa masih banyak contoh yang lainnya.

Nah, shabat pembaca yang baik hatinya, orang tua adalah sosok yang seharusnya menjadi orang terdekat untuk anak-anaknya, yang paling tau tentang kelebihan apa yang anak-anaknya miliki, bukan hanya dari guru sekolah anaknya ia tahu apalagi dari orang yang merasa titipi anaknya sehari-hari.


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -