Posted by : Unknown Senin, 02 September 2013

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, sudahkah kita bersyukur hari ini? Semoga sudah ya? minimal sejak bangun tidur tadi kita sudah mengucapkan Alhamdulillah. ;’) Bersyukur harusnya sudah menjadi kebutuhan kita, bukan sekedar kita merasa itu sebagai kewajiban karena kita telah menerima nikmat saja. Atau barangkali saat ini justru mengeluh yang lebih sering kita ucapkan ketika kita menerima hal yang kurang sesuai dengan yang kita harapkan? Hemmm…sebenarnya tidak ada hal yang pantas kita keluhkan, bahkan seharusnya semua hal yang kita dapatkan itu kita syukuri dengan penuh keikhlasan untuk mengharap keridho’an Allah SWT. Cuma, bukan hal yang mudah memang mensyukuri apa-apa yang kita peroleh, terlebih sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak hati.

Barangkali sudah menjadi sifat manusia yang tidak pernah merasa puas atas apa-apa yang didapat. Ada sebuah cerita tentang seseorang yang diberikan warisan oleh orang tuanya. Kurang lebih ceritanya seperti ini.

“Ada seorang bapak yang menuliskan surat warisan untuk anak semata wayangnya. Setelah meninggal dunia, surat warisan itu disampaikan oleh kuasa hukum keluarga itu ke si anak. Dalam surat warisan itu tidak serta-merta dituliskan seluruh kekayaan keluarga langsung jatuh ke tangan anak semata wayang itu, melainkan sang bapak memberikan peraturan ataupun pilihan yang harus dipilih oleh si anak. Kurang lebih isinya seperti ini “Anakku, bapak akan wariskan harta keluarga kita untukmu, kamu boleh memilihnya dan bapak akan memberikan kepadamu 5 pilihan seperti jumlah lantai rumah yang kita tempati ini. Di setiap lantai rumah kita ada lemari khusus yang sudah bapak siapkan, yang di dalamnya ada pesan bapak untukmu, tapi lemari itu hanya bisa dibuka satu kali, dan kalau tidak suka, pesan itu harus kamu masukkan kembali dan otomatis akan terkunci untuk selamanya dan kamu bisa membuka lemari yang lain, karena diantara 5 lemari itu tidak bisa kamu buka secara bersamaan, satu kali buka dan satu kali tutup saja dan ingat, lemari tidak akan terkunci jika tidak beserta surat di dalamnya. Kamu boleh memulai dari lemari di lantai dasar rumah kita.”

Singkat cerita, si anak langsung menerima tantangan itu, dimulailah dengan ia membuka lemari di lantai dasar, disana tertulis dalam sebuah surat “Selamat nak, kamu mendapatkan rumah ini beserta isinya”. Tapi si anak masih penasaran dengan surat di lantai yang lain dan memutuskan untuk mengembalikan surat di lantai pertama dan naik ke lantai 2. Di sana ia dapati surat dengan isi “Selamat Nak, kamu mendapakan rumah ini beserta isinya dan satu perusahaan kita.” Melihat isi surat semakin menarik, si anak tak pedulikan surat di lantai 2, dibukaknya surat di lantai 3 dan isinya “Selamat Nak, kamu mendapakan rumah ini beserta isinya dan satu perusahaan kita ditambah 1 mobil sport kesayangan bapak.” Semakin naik isi surat semakin menggiurkan dan semakin penasaran saja si anak ini. Kemudian naiklah ke lantai 4, disana ia dapatkan surat yang berisi “Selamat Nak, kamu mendapakan rumah ini beserta isinya dan satu perusahaan kita ditambah 1 mobil sport kesayangan bapak dan masih bapak tambah lagi 3 vila kita di puncak.” Si anak semakin berniat memperoleh semua harta keluarganya itu yang memang masih banyak dan ia berpikir itu akan diberikan di lantai ke 5. Diputuskannya untuk memilih di lemari paling atas, yaitu di lantai 5. Dan disana tertulis “Kamu memang menginginkan semua harta keluarga kita nak, dan bapak tau itu, makanya bapak menuliskan disini SELURUH HARTA KITA AKAN BAPAK BERIKAN UNTUK YAYASAN SOSIAL *********** Kecuali sebuah rumah kecil di ujung jalan depan rumah kita yang bisa kamu tempati.” Akhirnya si anak pun hanya bisa menangis dan menyesali pilihannya.

Cerita tadi menunjukkan bahwa manusia cenderung tidak pernah puas dengan keduniaan yang ia dapat saat itu tanpa terlebih dahulu mensyukuri nikmat-nikmat yang sudah diterima. Contohnya : yang punya sepeda ingin punya motor, yang punya motor ingin punya mobil, yang punya mobil ingin punya pesawat dan seterusnya. Seharusnya pola pikir itu sedikit kita ubah missal dengan mengatakan : Alhamdulillah punya mobil, tetangga sebelah Cuma punya motor, yang punya motor Alhamdulillah, tetangga sebelah Cuma punya sepeda, yang punya sepeda Alhamdulillah, tetangga sebelah Cuma bisa jalan kaki, yang jalan kaki Alhamdulillah tetangga sebelah lumpuh, yang lumpuh Alhamdulillah, tetangga sebelah malah sudah mati. Bolehlah kita mengupayakan yang lebih baik untuk hidup kita, bahkan harus, tapi jangan pernah lupa, Keberkahan atas nikmat yang kita terima bukan terletak pada seberapa besar nikmai itu, melainkan seberapa besar rasa syukur kita atas nikmat itu.

So, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, apalagi yang bisa membuat kita berhenti bersyukur atas nikmat-nikmat Allah untuk kita yang kalau mau kita hitung, jelas tidak akan cukup waktu untuk kita melakukannya?
Ingatan untuk kita :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’matKu), maka sesungguhnya AzabKu sangat pedih.” QS. Ibrahim(14) : 7

Saya : 100% Kak Wall. Salam Syukur penuh Berkah.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -