Posted by : Unknown Senin, 23 September 2013

Assalamu’alaikum. Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, bagaimana kabar hari ini? Semoga senantiasa dalam LindunganNya. Dan semoga kita masih senantiasa dapat menjalankan amanah kita sebagai ciptaanNya di muka bumi ini. Aamiin

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, apakah sahabat termasuk penggemar sepak bola? Jika iya tentunya tidak melewatkan pertandingan tadi malam antara TimNas vs Vietnam bukan? Minimal sekedar info brapa skornya? atau yang menang mana? Hemmm, tadi malam saya sempat melihat bagaimana perjuangan pasukan Garuda Muda yang begitu tangguh berjuang sampai drama adu penalty. Di sana bisa dilihat semangat yang luar biasa dari anak-anak muda yang usianya belum genap 19th itu. Mereka begitu gigih untuk memenangkan pertandingan dan mempersembahkan yang terbaik untuk Negeri ini.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada satu hal yang coba saya lihat dari sudut pandang lain, yaitu Apa yang membuat para pasukan Garuda Muda ini bisa begitu gigih berjuang “habis-habisan” untuk memenangkan pertandingan? Setelah Koran saya bolak-balik, televisi saya pindah-pindah (kadang pindah jadi uang. Lho..itu dijual namanya.hehe) Komentar dan pembicaraan dari para komentator pertandingan dan wawancara pemain saya tampung, akhirnya saya temukan ada satu sisi yang barangkali belum pernah saya pikirkan sebelumnya. Yupz, saya menemukan satu kata kunci, yaitu Fokus. Para pasukan Garuda Muda ini barangkali jika ditanya motivasinya hanya satu yaitu menang untuk Mengharumkan nama Bangsa, meskipun mungkin dalam bahasa masing-masing dari mereka. Maka dari itu mereka bermain begitu lepas dan penuh semangat juga tentunya mereka mencintai apa yang mereka lakukan itu, karena tujuan mereka bukan sekedar bermain untuk popularitas, apalagi bermain untuk uang, karena menurut saya, maoyoritas dari mereka juga belum harus menaggung beban ekonomi keluarga. Sehingga mereka dapat bermain dengan Fokus untuk menang.

Ada sebuah pelajaran yang coba saya ambil dari pengamatan saya tersebut, yaitu, ketika anak-anak diberikan keleluasaan untuk melakukan sesuatu hal tertentu secara focus, tanpa ada beban-beban tambahan yang lain diluar yang sepantasnya ditanggung oleh anak seusia nya, akan bisa memberikan hasil yang optimal dan anak akan lebih mencintai yang dikerjakannya. Sebagai contoh, Si A seorang anak SD kelas 2 yang oleh orang tuanya hanya menyuruhnya sekolah dan belajar saja. Sedangkan Si B seorang anak SD sama-sama kelas 2 tetapi oleh orang tuanya diharuskan sekolah, setelah pulang harus berjualan sampai malam dan setelah itu malam harinya harus mempersiapkan dagangan untuk esok hari sampai dini hari, kemudian Si B ini baru boleh istirahat. Nah, kira-kira untuk urusan sekolahnya, lebih focus yang mana? Tentu semua sepakat Si A kan?

Tidak jarang acara-acara di Televisi menayangkan perjuangan seorang anak yang sekolah kemudian bekerja sebagai sambilan, tak jarang pula ketika ditanya mereka menjawab “Terpaksa, karena kalo tidak kerja gak bisa bayar sekolah.” Ada kata-kata “terpaksa” disana, jadi sebenarnya anak-anak itu jika diberikan pilihan pasti akan lebih memilih focus untuk belajar ketimbang harus sambil bekerja, namun terkadang kondisilah yang mengharuskan seperti itu.

Nah, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, coba sekarang kita kembalikan pada diri kita, bagi sahabat yang sudah punya anak, atau yang punya adik, apakah masih ada sikap kita yang berarti itu sebuah tekanan dan beban untuk anak-anak atau adik-adik kita? Jika masih, patutlah kita evaluasi. Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mari, sebisa mungkin kita berikan kebebasan kepada anak-anak dan adik-adik kita untuk menikmati fitrahnya dan kita hindarkan untuk mereka beban-beban yang belum semestinya ditanggungnya, agar anak-anak kita dapat mencintai dan memberikan prestasi terbaik dari apa-apa yang mereka kerjakan. Dan tentunya tidak kita lepaskan begitu saja, melainkan kita tetap bertanggung jawab untuk membimbing, mengarahkan dan mengontrol apa-apa yang mereka kerjakan, atau dalam istilah saya “Bebas dalam Batas.” Maksudnya, Bebas untuk melakukan apapun yang menjadi fitrahnya tanpan beban lain yang belum semestinya ditanggung seorang anak, tapi tetap dalam batas pengawasan dan bimbingan orang tua.

Saya : 100% Kak Wall. Salam Ceria Penuh Cinta. :’)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -