Posted by : Unknown Senin, 30 September 2013

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, bagaimana kabar hari ini? Secerah hari ini kah? Semoga demikian. Senantiasa bergembira menunaikan amanah-amanah kita.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, hari ini saya akan sedikit melanjutkan tulisan saya tentang mendidik dengan metode cerita. Yang kemarin sudah saya sampaikan tentang relevansi metode ini ditengah perkembangan jaman dan teknologi yang ada saat ini, yang ujungnya adalah kita kembalikan kepada kitab pedoman utama hidup ini yaitu Al Qur’an.

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, di dalam Al Qur’an, kita banyak dididik dengan berbagai macam kisah yang ada di dalamnya. Nah, di dalam kisah-kisah itu, secara garis besar manusia dapat digolongkan menjadi 3 golongan. Apakah 3 golongan itu? Nah, ini dia yang akan kita bahas dalam tulisan ini. Anak-anak kita, tentunya akan menangkap apa-apa saja yang kita ajarkan kepadanya, baik secara keseluruhan ataupun sebagian dari yang kita ajarkan tersebut. Termasuk disaat kita memberikan cerita kepada anak-anak kita. Dari sinilah bisa kita masukkan nilai-nilai dari ketiga golongan yang dikisahkan dalam Al Qur’an. Ketiga golongan itu adalah Pertama, Golongan orang-orang yang muttaqin. Kedua, Golongan orang Kafir dan ketiga golongan orang munafik, dengan masing-masing kisah yang bisa kita ambil dari berbagai ayat dalam Al Qur’an.

Dalam setiap kita menyampaikan cerita kepada anak-anak kita, tentu kita berharap hanya sifat baik saja yang dicontoh oleh anak-anak kita. Lalu pertanyaannya, apakah kita hanya boleh bercerita tentang orang-orang yang muttaqin saja kepada anak-anak kita agar mereka meneladani tokoh-tokoh di dalamnya? Tentu saja tidak, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kita mengimani Al Qur’an sebagai kita pedoman hidup kita, maka kita juga hendaklah mengimani apa-apa yang ada di dalamnya, termasuk kisah-kisah di dalamnya. Padahal seperti yang tertulis di atas, dalam Al Qur’an ada kisah-kisah tentang 3 Golongan tadi. “Sampaikan walau satu ayat!” Sering mendengar ini bukan? Naaa,,, dari situ bisa kita ambil pelajaran bahwa tidak ada batasan hanya boleh menceritakan tentang golongan muttaqin saja, melainkan tentang kemunafikan dan juga kekafiran hendaklah diceritakan juga, justru dari sanalah anak kita ajarkan untuk memilah dan memilih sifat-sifat mana yang harus diteladani dan mana yang harus dihindari. Sekian Semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall. Salam Cerita, Salam Ceria.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -