- Back to Home »
- Inspirasi , Kisah Perjalanan , Motivasi »
- Karena Cinta
Posted by : Unknown
Senin, 02 Desember 2013
Assalamu’alaikum
sahabat pembaca yang baik hatinya, beberapa waktu yang lalu saya
berbincang dengan seorang teman yang setiap harinya bekerja dengan
lokasi yang cukup jauh dari rumahnya, sebut saja Taufik.
Saya : “Berapa Jam mas dari rumah sampai sini?”
Mas Taufik :”ya kurang lebih 2 jam mas, itu kalau jalanannya lancer.”
Saya :”Halah mas, ke sini mah banyak lancarnya. Tiap hari pulang apa nge-Kost di dekat sini?”
Mas Taufik :”Pulang mas, kasian anak istri dirumah gak ada temannya.”
Saya :”Wah, pasti cape’ tu mas? Gak cari yang lebih dekat aja?”
Mas Taufik :”Kalau nuruti cape’ iya juga kadang-kadang, namanya juga manusia mas. Apalagi kalau mikirin hasilnya, tapi kan kita kerja bukan sekedar buat itu kan? Banyak juga sih yang nawari tempat lebih dekat, tapi saya gak mau.”
Saya :”Lhoh? Kenapa?”
Mas Taufik :”Saya ingin pendidikan disini (pelosok) maju mas, kalau nanti anak-anak dan sekolah ini udah maju mungkin saya mau (pindah), tapi sekarang kami baru berproses untuk itu, saya gak mau egois meninggalkan mereka dalam kondisi yang masih seperti ini.”
Saya :”O…terlanjur cinta ya mas?”
Mas Taufik :”Ya begitulah kira-kira.”
Mas Taufik :”ya kurang lebih 2 jam mas, itu kalau jalanannya lancer.”
Saya :”Halah mas, ke sini mah banyak lancarnya. Tiap hari pulang apa nge-Kost di dekat sini?”
Mas Taufik :”Pulang mas, kasian anak istri dirumah gak ada temannya.”
Saya :”Wah, pasti cape’ tu mas? Gak cari yang lebih dekat aja?”
Mas Taufik :”Kalau nuruti cape’ iya juga kadang-kadang, namanya juga manusia mas. Apalagi kalau mikirin hasilnya, tapi kan kita kerja bukan sekedar buat itu kan? Banyak juga sih yang nawari tempat lebih dekat, tapi saya gak mau.”
Saya :”Lhoh? Kenapa?”
Mas Taufik :”Saya ingin pendidikan disini (pelosok) maju mas, kalau nanti anak-anak dan sekolah ini udah maju mungkin saya mau (pindah), tapi sekarang kami baru berproses untuk itu, saya gak mau egois meninggalkan mereka dalam kondisi yang masih seperti ini.”
Saya :”O…terlanjur cinta ya mas?”
Mas Taufik :”Ya begitulah kira-kira.”
Sahabat pembaca yang baik hatinya, saya begitu salut dengan perjuangan Mas Taufik ini. Bekerja dengan kondisi yang luar biasa, maksudnya jarak yang jauh yang otomatis memakan banyak waktu setiap harinya untuk bisa bertemu dengan anak-anak di daerah yang ingin dibawanya meraih mimpi-mimpi mereka itu. Dengan penghasilan tidak terlalu besar untuk menanggung nafkah keluarganya. Tapi, ketika ditanya soal itu beliau hanya menjawab “Allah yang mencukupkan mas, Dia yang memberi makan anak dan istri saya, bukan saya.” Mulia sekali.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, memurnikan niat kita dalam berkativitas hanya untuk beribadah kepada Allah memang banyak tantangannya. Entah lingkungan, jarak, waktu, penghasilan dll. Dan salah satu yang bisa membuat kita mampu untuk tetap pada niatan itu adalah bagaimana kita mencintai pekerjaan kita itu karena Allah.
Saya : 100% Kak Wall