Posted by : Unknown Kamis, 19 Desember 2013

Libur tlah tiba…
Libur tlah tiba…
Hore…hore…
Hatiku gembira…
(by : Tasya)


Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Sehat? Alhamdulillah…
Sahabat pembaca yang baik hatinya, taukah lirik lagu anak-anak di atas? Yupz, lagu yang sempat dipopulerkan oleh Tasya penyanyi cilik pada jamannya itu, yang bercerita tentang liburan sekolah. 


Yah, mungkin tidak jauh berbeda dengan kondisi sebentar lagi, yaitu akan datangnya liburan semester pertama bagi anak-anak sekolah. Barangkali sudah menjadi fitrah bagi anak-anak sekolah yang akan selalu menyambut dengan sangat gembira dan antusias momen-momen liburan itu. Ada yang ingin berkunjung ke rumah kakek-nenek, ada yang ingin wisata, ada yang ingin santai di rumah dan berbagai macam kegiatan lainnya.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, setiap orang tua pasti mengharapkan yang dilakukan putra-putrinya adalah kegiatan yang bermanfaat. Tapi, pada kenyataanya tidak sedikit anak-anak yang melewatkan hari-hari liburannya dengan hal-hal yang kurang baik bagi perkembangan anak. Sebagai contoh, anak-anak hanya menghabiskan masa liburan merekan dengan hanya bermalas-malasan dirumah, sambil melihat Televisi, atau bermain Game Online setiap saat. Akibatnya, ketika liburan telah usai, si anak masih ingin menikmati hal yang sama disaat liburan mereka telah berakhir, masih ingin bermalas-malasan, santai dirumah dan bermain game sepuasnya.


Sahabat pembaca yang baik hatinya, ternyata banyak penyebab kenapa anak-anak menjadi seperti itu, salah satunya orang tua yang membiarkan anak-anak mereka menikmati liburannya sendiri karena kesibukan masing-masing dari orang tua tersebut, tanpa memberikan kegiatan yang positif bagi anak-anaknya.
Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, liburan bisa berdampak menjadi beberapa hal yang bisa saya simpulkan disini.


Pertama, liburan menjadi obat. Maksudnya, ketika liburan dimanfaatkan atau diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan penyegaran kembali untuk anak-anak. Semisal dengan mengajak anak rihlah atau piknik ke tempat-tempat wisata, atau berkunjung silaturrahim ke tempat sanak saudara atau kerabat yang berada jauh tempat tinggalnya.


Kedua, liburan bisa menjadi racun. Apa itu? Yupz, sudah digambarkan diatas, ketika seorang anak mengisi liburan mereka hanya dengan bermalas-malasan didepan televisi atau menghabiskan waktu dengan menatap layar monitor computer untuk bermain game online dan sebagainya, itulah liburan yang menjadi racun.


Ketiga, liburan menjadi makanan. Nah, yang ini berbeda dari yang diatas tadi. Trus apa? Yups, yang ini kurang lebih seperti ini. Liburan bisa menjadi makanan ketika dimanfaatkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif, misalnya, dengan mengikuti jambore, atau ikut kursus music atau belajar melukis, atau ikut training jurnalistik, atau kursus fotografi dan masih banyak yang lainnya yang intinya kegiatan-kegiatan positif yang tidak atau jarang dijumpai disekolah. Tentunya yang memberikan manfaat dan juga pengalaman baru bagi anak-anak.


Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, itu tadi beberapa kurang lebih dampak-dampak yang bisa muncul dari kegiatan liburan anak-anak kita. Nah, sudah semestinyalah bagi setiap orang tua untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan apa saja yang boleh diikuti anak-anaknya, jangan sampai mereka melewati liburan tanpa perhatian dan pengawasa dari orang tua. Dan tentunya dengan harapan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak kita bisa memberikan pengalaman baru untuk mereka dan memberikan semangat yang lebih besar ketika mereka kembali ke sekolah setelah liburan usai.


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -