Posted by : Unknown Kamis, 03 April 2014

Assalamu'alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar sahabat hari ini? Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Sababat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah cerita tentang sebuah ajang perlobaan mendongeng anak-anak. Terang saja, yang namanya lomba dongeng anak-anak tentu saja pesertanya juga anak-anak. Untuk mempersiapkan lomba ini, setiap peserta diberikan waktu selama satu bulan untuk berlatih di rumah bersama orang tua sebagai pelatihnya. Nah, tentu saja mau tidak mau setiap orang tua peserta juga ikut berlatih dan belajar tentang materi yang harus disampaikan agar bisa mengajari si anak.


Ada salah seorang anak yang juga peserta, sebut saja namanya Putri. Selama satu bulan Putri juga seperti peserta yangh lain, berlatih untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sampai tibalah hari dimana lomba itu dilaksanakan. Sesuai nomor undian, Putri mendapat giliran nomor 7. Sambil menyaksikan satu-persatu peserta lain tampil, Putri terus berusaha untuk mengingat-ingat hasil latihannya. Sampai tiba sang MC memanggil "Kita sambut peserta no 7, Puuutriiiiii..." Kemudian naiklah si Putri ke atas panggung. Tapi, entah karena apa, ditengah-tengah ia bercerita, tiba-tiba Putri terdiam seolah lupa tentang materi yang sudah dihafalkannya sebelumnya. Melihat kejadian itu, sang Ibu memberi sambutan yang kurang positif dan berteriak "Kamu ini bagaimana???!!! Mama sudah ngajarin kamu sebulan, masa' gitu aja gak bisa? mama kecewa sama kamu. Kamu ini malu-maluin Mama aja!!!" Tentu saja si anak langsung tertunduk malu dan mulai meneteskan air mata mendengar Mamanya mengatakan seperti itu di atas panggung. 


Melihat kejadian itu, sang MC langsung mendekati Putri dan memeluknya kemudian berkata "Baik, hadirin sekalian, karena hari ini ternyata Putri baik hati pada Mamanya, maka kali ini Putri akan berbagi waktu pada mamanya untuk melanjutkan ceritanya. Mari, kita sambut dengan meriah, Mama Putriiii..." Setelah sempat menolak beberapa saat, akhirnya Mama Putripun mau naik ke atas panggung. Tapi apa yang terjadi sahabat? Jangankan untuk melanjutkan cerita, untuk mengucapkan sepatah katapun si Mama ini tah mampu dan akhirnya turun dari panggung dengan wajah malu penuh penyesalan.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, sungguh sikap yang kurang bijaksana yang dilakukan si Mama dalam cerita itu. Karena kecewa dengan penampilan si anak, si Mama langsung menghujat di depan umum seperti itu. Tapi disisi lain ia tidak mengerti bahwa ini adalah proses belajar si anak dan bukan sesuatu yang buruk ketika dalam belajar mengalami sebuah kegagalan. Mungkin si Mama bermaksud agar anak termotivasi dan melanjutkan ceritanya, tapi dalam keadaan seperti itu yang ada anak justru semakin tertekan dan barang kali akan lebih baik jika si Mama tersebut membesarkan hati si anak. Bukankan sesuatu yang semakin memalukan kalau ternyata si Mama juga tidak mampu seperti itu?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, tulisan ini akan saya tutup dengan sebuah nasehat yang sering diucapkan bapak saya (meskipun beliau bukan orang terkenal, boleh dong saya sebuuut?) kurang lebih seperti ini nasehat beliau "Jangan menasehati anak di depan orang banyak, apalagi memarahinya, karena itu hanya akan mebuat dia malu. Carilah waktu yang tepat dan ajak bicara empat mata."


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -