Posted by : Unknown Senin, 28 April 2014

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, bagaimana kabar sahabat hari ini? Adakah yang sedang berbunga-bunga seperti yang saya rasakan? Atau mungkin lebih dari itu? Berbunga-bunga, berdaun-daun, berpohon-pohon sekalian akar-akarnya? (Ngomongin apaan sih?)

Sahabat pembaca yang baik hatinya, pagi ini, saya baru saja berkunjung ke sebuah kantor yang ada di Kota Susu. Kota susu tahu kan? Yupz, Boyolali yang dalam bahasa Inggrisnya Crocodile Forget (yang ini ngawur tingkat tinggi.hehehe), maksud saya Kota yang punya Slogan Tersenyum. Kedatangan saya ke kantor itu bermaksud untuk menemui seorang petinggi di kantor itu. Maklum, yang namanya ketemu dengan orang yang berkesibukan tinggi tentunya bukan hal yang mudah, terlebih kalau belum janjian dan akhirnya saya pun harus menunggu cukup lama. Oleh salah seorang karyawan yang ada di kantor itu, saya diarahkan untuk menunggu di ruang tunggu tamu yang cukup mewah lengkap dengan fasilitas yang cukup bagus. Sambil menunggu, di ruangan itu diputarkan sebuah video kajian untuk para orang tua di layar LCD TV yang lumayan besar. Saya pun menunggu ditemani ceramah oleh seorang ustadz dalam TV itu.


Nah, dalam kajian itu sang ustadz memberikan ceramah tentang fasilitas apa yang baik dan yang kurang baik untuk perkembangan anak. Sang ustadz mengawali dengan bertanya pada audiens “Ibu-ibu, pertemuan sebelumnya saya memberikan PR pada ibu-ibu untuk menanyai atau meminta nak-anak ibu menyebutkan 5 tokoh yang terkenal. Sekarang jawabannya apa bu? Lebih banyak yang menyebutkan Superman, Batman dan teman-temannya atau Nabi Shalallahu’alaihi wassalam dan shahabat-shahabatnya?”. Peserta kajian pun menjawab dengan jujur agak malu-lamu dengan jawaban yang senada satu sama lain, yaitu tokoh-tokoh superhero. Kemudian sang ustadz mengatakan “Itulah hasil dari yang sudah kita lakukan selama ini.” Namun, ada seorang ibu dalam kajian itu sedikit mengelak dengan mengatakan “Tapi saya tidak pernah mengajarkan itu tadz.” Dengan bijak sang ustadz mengatakan “Ibu yang saya hormati, dalam kita mendidik anak, tentu kita harus pahami dulu bahwa pendidikan itu tidak hanya dalam keluarga saja, melainkan ada factor besar yang lainnya, sekolah dan lingkungan misalnya. Jika semua itu lepas dari control kita, tentu juga bisa membahayakan, terlebih jika kita tidak membentengi anak-anak kita dengan ilmu agama yang cukup, akan sangat mudah pengaruh-pengaruh negative masuk dalam diri anak kita. Nah, terkhusus kasus yang tadi, bagaimana anak-anak kita lebih hafal superhero daripada tokoh-tokoh Muslim, coba saya tanya pada ibu-ibu semuanya, Apakah ada diantara ibu-ibu di rumah ada yang tidak mempunyai TV?” Serentak ibu-ibu yang hadir sepakat mengatakan bahwa mereka semua mempunyai televisi. Kemudian ustadz pun melanjutkan “Nah, itulah ibu-ibu sekalian, barangkali itu yang belum kita sadari, kita memang tidak mengajarkan secara langsung, tapi kita memberikan fasilitas untuk anak-anak kita mengenal tokoh-tokoh itu. Dan mungkin yang belum kita lakukan adalah memberikan fasilitas juga bagi anak-anak kita untuk lebih mudah belajar tentang agama islam kita ini.”


Sahabat pembaca yang baik hatinya, coba kita bandingkan dengan kondisi di keluarga kita sahabat. Bagaimana anak-anak kita menikmati fasilitas yang kita berikan? Lebih banyak mana? Fasilitas yang mengarahkan anak-anak kita pada kebaikan (Islam) atau justru sebaliknya? So, sahabat pembaca yang baik hatinya, jika kita sudah terlanjur mengikuti tuntutan jaman dengan memberikan fasilitas seperti yang tercontoh di atas, ada baiknya kita juga membangunkan benteng pendidikan agama bagi anak-anak kita dengan porsi yang jauh lebih besar daripada saat-saat mereka bisa menikmati fasilitas-fasilitas itu.


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -