Posted by : Unknown Senin, 11 November 2013

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Semoga sehat selalu ya? Aamiin… Sedikit cerita ni, banyak saudara-saudara di sekitar saya yang baru diberikan nikmat sakit, semoga semakin membuat kita semakin bersyukur atas nikmat sehat yang Allah berikan.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, masih ingat perang sampit? Perang antar suku yang terjadi beberapa tahun yang lalu yang melibatkan dua kelompok suku besar yang salah satunya adalah Madura melawan penduduk asli setempat. Sangat mengerikan waktu itu, sehingga semua penduduk yang mempunyai keturunan Madura yang masih selamat semua dipulangkan ke Pulau asalnya, yaitu Madura. Ada sebuah hal yang menarik disana, yaitu ketika pemerintah setempat mendata orang-orang yang dievakuasi ini. Awalnya pemerintah ingin mengembalikan mereka ke keluarganya masing-masing yang masih ada di Madura. Tapi, setelah didata Pemerintah justru kebingungan, mau dikembalikan ke siapa orang-orang ini? Dan usut punya usut, ternyata keluarga yang merantau ke Borneo itu rata-rata sudah berganti generasi, alias sejak Kakek buyutnya. Dan semenjak generasi pertama merantau itu, mereka tidak pernah lagi pulang ke Madura, apalagi mengajak anak-anak mereka pulang, itu sama sekali tidak dilakukan. Sehingga keturunan mereka itu tidak mengenal kepada siapa mereka harus pulang ke Madura. Dan mereka juga tidak mempunyai atau tidak masuk dalam daftar kependudukan di Madura.

Sedikit belajar dari kisah itu sahabat pembaca yang baik hatinya, betapa pentingnya mengajarkan kepada anak kita untuk senantiasa mengingat dan menjaga silaturrahim dengan kampung halaman. Bukan berarti kita harus selalu tinggal disana, melainkan kita ajarkan kepada anak-anak kita, dimanapun kita tinggal hendaklah sesekali berkunjung kembali ke kampong halaman, karena pada umumnya, disanalah kerabat, saudara dan handai taulan banyak berkumpul. Tentu tidak ingin kan anak-anak kita atau bahkan kita sendiri tidak mengenal saudara kita? Sebagai contoh missal anak kita hijrah ke suatu tempat yang jauh untuk mencari nafkah, tetapi sampai ia punya keturunan bahkan cucu tapi tidak pernah pulang menemui kita? Apa yang kita rasakan jika kita menjadi orang tua? Hemmm tentu banyak yang tidak menginginkan itu.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, berkaca dari kisah Hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, apa lantas beliau lupa begitu saja dengan Makkah? Tentu saja tidak. Salah satu kisah yang bisa kita ambil pelajaran adalah ketika Nabi Muhammad berdo’a kepada Allah untuk memindahkan kiblat shalat dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah yang ada di Makkah. Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, belajar dari semua itu mari dimanapun kita berada saat ini, haruslah diri kita dan kita ajarkan untuk anak-anak kita bagaimana menjaga silaturrahim dengan orang-orang dikampung halaman kita, karena dari sanalah awal mula kita disini. Sekian semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -