Posted by : Unknown Kamis, 21 November 2013

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, sehat selalu apa selalu sehat? Yang penting tetap pada syukur kita kan?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah hal yang sangat menarik ketika saya silaturrahim ke beberapa tempat Jama’ah Haji yang baru pulang dari Tanah Suci ke Tanah Air. Dari berbagai karakter orang ada satu hal kesamaan yang saya tangkap, apa itu? Yupz, mereka antusias sekali menceritakan kondisi-kondisi di sana, menceritakan bagaimana mereka menjalani hari-hari disana dengan berbagai aktivitas wajib maupun sunnah. Semangat sekali, meskipun tak jarang bahkan hampir semua jama’ah terserang penyakit dari mulai batuk, pilek dan sejenisnya, tapi tetap saja antusias, begitu pula saat bercerita itu. Cerita demi cerita yang mereka sampaikan seakan tak lepas dari motivasi-motivasi yang ingin mereka berikan bagi setiap yang mendengarkan, agar dapat mengikuti jejak mereka menginjakkan kaki di Tanah Suci dan menjadi Tamu yang dimuliakan Allah. Maka menjadi sangat wajar bagi setiap yang mendengarkan semakin tergerak hatinya untuk memenuhi panggilan Rukun Islam ke 5 itu, terutama yang belum seperti saya ini. (Mohon Do’anya ya?)

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sedikit inspirasi yang saya dapat dari silaturrahim itu selain yang sudah saya ceritakan di atas. (Padahal biasanya inspirasi datang kalau saya minum secangkir kopi lhoo… ditambah semangkuk soto ayam, sepiring gorengan, sekaleng kerupuk dan ditutup segelas Juz. Hehehe). Saya coba menghubungkan suasana ketika saya silaturrahim itu dengan ketika kita mengajari anak-anak kita belajar atau ketika kita mendidik mereka. Saya merasakan larut dalam suasana obrolan dan cerita yang disampaikan ketika itu karena saya merasakan keantusiasan si pencerita dan saya kira suasana itu tidak akan jauh berbeda ketika kita sedang mengajarkan sesuatu kepada anak-anak kita. Dan menurur saya, akan jauh berbeda respon ketika seorang guru mengatakan “Anaka-anak, catat buku ini!” dengan “Anak-anak, dalam buku ini dibahas pelajaran yang bagus sekali lho,,,sekarang kita catat dulu ya? Setelah itu Ibu jelaskan untuk kalian.” Karena keantusiasan dalam pesan ke dua tentunya.

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mendidik dan mengajar memang bukan sesuatu yang ringan, bahkan sering melelahkan dan membuat stress. Tapi, sebisa mungkin, sebagai pendidik ataupun orang tua berusaha untuk menutupi kelelahan itu dengan sikap semangat di depan anak-anak kita. Tak pantas rasanya ketika kita baru saja pulang kerja dan belum sempat menaruh tas kemudian anak kita berteriak “Ayah-ayah, ini aku punya PR Matematika, tapi susah yah..ajari sekarang ya?” lantas kita berujar “Apa kamu tidak tahu bapak baru pulang???!!!” Saya kira sahabat semua juga tidak seperti itu kan?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, mendidik ataupun mengajar anak-anak bukanlah sekedar menyampaikan suatu ilmu untuk mereka. Factor semangat dan keantusiasan kita dalam menyampaikan tentu juga sangatlah penting, bagaimana kita bisa membuat anak termotivasi untuk lebih, lebih dan lebih lagi mengetahui hal-hal yang baru bagi mereka. So,,, Loyo? Gak lah Yaaaooo….

Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -