Posted by : Unknown Senin, 18 November 2013

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat nan semangat. Aamiin…
Jum’at malam yang lalu alias malam sabtu, saya dikejutkan dengan sebuah pesan singkat di HP saya. Pesan singkat itu datang dari seorang Pendongeng senior dari Kota Gudeg. Isi pesan singkat itu kurang lebih “Assalamu’alaikum Kak Wall, besuk sabtu bisa ngisi dongeng di Magelang?” dalam hati saya berkata “Wah, ini pasti beliau cari pengganti, tapi apa saya mampu menggantikan Pendongeng sekaliber beliau?” Sejenak saya berpikir sebelum akhirnya saya jawab pesan itu dengan “Bismillah Kak, Insya’ Allah.” Dan malam itu seperti malam yang luar biasa bagi saya, menyiapkan materi dan berbagai macam persiapan yang lain sampai tidurpun jadi kurang nyenyak.hehehe

Sabtu pagi saya berangkat menunggangi kuda besi yang selalu setia menemani kemana saya pergi, saya meluncur dari Kota Klaten tercinta menuju Kota dimana terdapat candi Borobudur itu dengan sedikit basah karena cuaca yang sedikit gerimis pagi itu. Sempat terhenti disebuah Toilet yang berada di Hotel Pertamina karena panggilan alam kubro, tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk segera sampai di lokasi tepat waktu. Sesampai di lokasi, saya agak terkejut karena lokasi sekolahnya itu di Kawasan Akademi Militer, karena biasanya kan Dongeng di TPA, Masjid dan sejenisnya dan saya pikir pastinya pesertanya akan heterogen. Sampailah di lokasi setengah jam sebelum waktu yang disampaikan ke saya sebelumnya. Kemudian seorang Ibu yang tak lain adalah panitia kegiatan menyambut kedatangan saya “Kak Wall ya?” “Oh, Iya Bu” sambut saya. “Mari saya antar ke kursi tamu dulu aja, afwan, Jadwalnya kami rubah, jadi ngisinya masih agak nanti, gak papa kan?” “Ndak papa bu, malah bisa istirahat dulu.”

Spintas saya mengamati settingan lokasi yang yang cukup mewah dan kejutanpun belum berakhir, ternyata kegiatan itu adalah rangkaian pembukaan Hari Kesehatan Gigi Nasional yang dihadiri banyak pejabat dari Kabupaten dan kecamatan setempat. Dalam hati saya berpikir “Wah, Tantangan ni, ndongeng di depan pejabat gini, banyak tentaranya juga lagi, kalo gak bagus bisa diDoorr nih.hehehe” Acara demi acara pun dimulai, dari Pembukaan sampai sambutan-sambutan dari Pejabat-pejabat itu, debar hati ketika sang MC membacakan susunan acara berikutnya. Dan setelah acara hiburan pentas tari Topeng dari siswa-siswi SD tersebut, tibalah giliran saya dipanggil “Acara berikutnya, dongeng untuk adik-adik dari Kak Wall…” Dag-dig-dug debar jatung sembari berdo’a untuk yang terbaik.

Singkat cerita, Alhamdulillah dongengpun berjalan lancar dan anak-anak terhibur. Dan seorang pejabat dari Kabupaten menghampiri saya dan mengucapkan “Selamat mas, anak-anak terhibur.” “Alhamdulillah Pak…”

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, kita tidak pernah tau kejutan apa dan kapan kejutan-kejutan tak terduga datang kepada diri kita, tak terkecuali kepada anak-anak kita. Saya ingin sedikit membahas khususnya kepada anak-anak kita, Why? Jika anak-anak kita terbiasa dengan hal-hal mendadak seperti itu, ia akan terbiasa dan tak lantas lari menghindar karena tidak ada persiapan. Contoh sederhana, misalnya di sekolah Guru mengatakan “Anak-anak, hari ini kita ulangan…” padahal belum ada pemberitahuan sebelumnya, biasanya anak-anak akan serentak menjawab “Tapi kan belum persiapan bu… belum belajar… “ dan sebagainya. Nah, dalam kasus ini, anak yang tidak dipersiapkan sebelumnya akan kaget dan kurang siap tentunya, berbeda dengan ketika sebelumnya anak sudah belajar dirumah sekalipun tidak ada pemberitahuan ulangan esok harinya. Itu hanyalah satu contoh kecil saja, masih banyak contoh yang lainnya, misalnya anak ke sekolah naik sepeda, sampai tengah jalan bocor, atau kejadian-kejadian yang lain.

Lalu bagaimana dong? Seperti pepatah mengatakan, Sedia Payung Sebelum Hujan. Yang intinya mempersiapkan segala sesuatu untuk antisipasi berbagai kemungkinan. Trus, payungnya apa dong? Yupz, pertanyaan bagus. Tentunya kita tidak mungkin menyuruh anak kita untuk membawa berbagai macam peralatan untuk antisipasi berbagai kemungkinan, tapi kita cukup membekali anak-anak kita dengan ILMU, yupz, ilmu itu sebelum amal kan? Anak yang banyak ilmunya tentu tidak akan mudah panic ketika menghadapi sesuatu di depannya. Dan, tentu juga kita latih anak kita untuk mempunyai mental baja, artinya mental yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan tadi. Begitu sahabat pembaca yang baik hatinya, semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -