Archive for November 2013

Luar Biasanya Kasih Sayang Orang Tua

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, sudahkah kita bersyukur atas nikmat sehat yang kita terima? Minimal untuk hari ini. Alangkah merugi bagi kita yang mendustakan nikmat Allah yang satu ini.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah kisah tentang sepasang orang tua yang tengah dirundung kegelisahan, pasalnya anak semata wayangnya yang baru berusia 5th beberapa hari terakhir tak sadarkan diri dan harus dirawat di ruang ICU sebuah rumah sakit ternama di Kota Gudeg. Tumor yang bersarang di dekat Otak kecil si anak membuat tim Dokter harus bekerja keras dalam mengupayakan kesembuhan si anak. Rasanya tak habis air mata kedua orang tua ini setiap kali berada disamping anaknya, begitupun bagi setiap yang membesuknya. Begitu berat terlihat beban kedua orang tua ini, setiap kali ada kerabat yang menengok hanya kata “Nak, bangun nak, ini ada budhe datang” yang terucap, sambil tak henti air mata bercucuran, seraya mengusap-usap kening si anak sembari berharap si anak mendengar dan terbangun dari tidur hampanya.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, terlihat jelas betapa orang tua kita begitu tulus, begitu ikhlas menemani, membesarkan dan mengajari kita bagaimana menjalani dan mengerti hidup ini. Rasanya tak ada orang tua yang rela melihat anak-anaknya terbaring tak berdaya seperti kisah di atas. Entah diakui atau tidak, sadar atau tidak itu kita dapatkan. Semua orang sepakat, bahwa jasa orang tua tak pernah dapat kita balas dengan apapun. Tapi, kita masih punya ladang yang sangat luas untuk membahagiakan mereka. Salah satunya adalah dengan mengestafetkan kasih sayang mereka untuk kita bisa menyayangi dan mengajarkan kasih sayang untuk buah hati kita. Menjaga, menemani dan mendidik mereka. Orang tua kita tentunya ingin kita menjadi yang terbaik, karena mereka berharap kita menjadi penerusnya, maka begitulah seharusnya kita memperlakukan anak-anak kita untuk dapat meneruskan perjuangan mulia kita bukan?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, saya tidak tahu ke arah mana tulisan saya ini akan saya bawa, karena ketika setiap huruf demi huruf dan kata demi kata ini mendarat menjadi sebuah kalimat, tak henti rasanya sedih dalam hati saya, terngiang dan terbayang peristiwa disaat saya berada di samping mereka. Karena tak lain adalah saudara sepupu saya sendiri yang tengah dirawat dalam kisah saya itu. “Dik Nashrifa, lekas sembuh sayang, lihatlah, semua menantikan senyum kecilmu yang pasti akan menghadirkan kebahagiaan ditengah kegelisahan kami menantikan kesembuhanmu.”

Saya : 100% Kak Wall. 
Mohon Do’a dari sahabat pembaca semuanya. Semoga Allah segera mengangkat penyakit dan memberikan kesembuhan serta memberikan yang terbaik untuk sepupu saya. Aamiin
Kamis, 28 November 2013
Posted by Unknown

Hati-hati Dalam Mendidik Anak

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, salam jumpa penuh ceria. Cuaca akhir-akhir ini sudah sering mendung, semoga senyum kita tak pernah mendung ya? :’)

Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah cerita tentang seorang anak seusia TK yang mengalami kecelakaan, kecelakaan itu memang tidak terlalu parah kelihatannya, hanya jatuh dan sedikit memar yang mengakibatkan kakinya agak bengkak. Orang tuanya mengira itu keseleo, akhirnya dibawalah si anak datang ke seorang tukang urut. Beberapa kali datang si anak mendapatkan terapi urut sampai kesekian kalinya, tetapi tak juga kunjung mengecil bengkak dikakinya. Sampai suatu hari setelah lama menunggu kesembuhan yang belum datang itu, seorang tetangga menyarankan untuk dibawa ke dokter untuk dirongten saja. Akhirnya orang tuanya pun membawa si anak ke dokter untuk diperiksakan dan mengejutkan, ternyata si anak ini mengalami patah tulang. Orang tuanya pun terkejut mendengar pernyataan dokter,
Dokter : “Kejadiannya sudah lama bu ya?”
Ibu si Anak : ”Sekitar sebulan yang lalu Dok.”
Doter :”Kenapa tidak segera diperiksakan?”
Ibu si Anak :”Kami kira Cuma keseleo Dok dan sudah bawa ke tukang urut. Memangnya kenapa Dok?”
Dokter :”Maaf Bu, kaki anak ibu harus diamputasi, karena tulangnya patah dan sudah mulai membusuk.”
Orang Tua si Anak :”Apa Dok?” (serentak berkata dengan kagetnya.)
Akhirnya kaki si anak pun harus diamputasi karena sudah membusuk dan kedua orang tuanya pun hanya bisa menyesali kejadian itu.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, cerita di atas sedikit menginspirasi saya dalam menangani anak, tidak hanya untuk urusan sakit, tetapi juga dalam hal yang lain termasuk mendidik anak. Maksudnya apa? Begini, sebagai contoh tidak sedikit alias banyak orang tua yang bingung menangani anaknya yang agak aktif, suka sa’I, thawaf didalam rumah padahal tidak musim haji, (maksudnya lari-larian sodara.) Banyak orang tua yang sering melarang dengan berteriak-teriak dengan kerasnya, bahkan memukul si anak. Ada juga ada orang tua yang sangat memanjakan anaknya, dengan selalu menuruti setiap kemauan si anak dan lain sebagainya. Sahabat pembaca yang baik hatinya, taukah sahabat bahwa cara mendidik anak kita dimasa kecilnya akan sangat berpengaruh di usia dewasanya nanti? Sebagai contoh, Cris Langan, seorang pria yang mempunyai IQ melebihi Einstein, yang dilahirkan si San Francisco. Singkat cerita Langan kecil sering dipukuli temannya, dan ketika ia melapor ke orang tuanya dalam keadaan menagis, justru orang tuanya mengatakan “Anak laki ko cengang, balas saja temanmu itu.” Itulah yang terjadi ketika Langan kecil. Dan tahukan sahabat dimasa dewasanya si Langan yang mempunyai IQ sekitar 195 ini berprofesi sebagai apa? Sangat mengejutkan sahabat, laki-laki menjadi penjaga kandang kuda. Maaf, bukan berarti menganggap pekerjaan itu remeh, hanya saja banyak yang menyimpulkan bahwa Chris Langan tidak bisa mengoptimalkan IQ yang dimilikinya karena cara mendidik yang salah dari orang tuanya.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, mendidik dan menangani anak memang memerlukan ketelitian dan kesabaran yang besar, tetapi tidak cukup berhenti disitu saja, melainkan juga kita perlu memikirkan dampak yang akan terjadi dikemudian hari. Bukan bermaksud mendahului kehendak Allah, tetapi hanya memberikan antisipasi jangan sampai justru banyak dampak negative dari cara kita mendidik anak-anak kita.

Saya : 100% Kak Wall
Senin, 25 November 2013
Posted by Unknown

Harus Semangat Dalam Mendidik Anak

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya, sehat selalu apa selalu sehat? Yang penting tetap pada syukur kita kan?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah hal yang sangat menarik ketika saya silaturrahim ke beberapa tempat Jama’ah Haji yang baru pulang dari Tanah Suci ke Tanah Air. Dari berbagai karakter orang ada satu hal kesamaan yang saya tangkap, apa itu? Yupz, mereka antusias sekali menceritakan kondisi-kondisi di sana, menceritakan bagaimana mereka menjalani hari-hari disana dengan berbagai aktivitas wajib maupun sunnah. Semangat sekali, meskipun tak jarang bahkan hampir semua jama’ah terserang penyakit dari mulai batuk, pilek dan sejenisnya, tapi tetap saja antusias, begitu pula saat bercerita itu. Cerita demi cerita yang mereka sampaikan seakan tak lepas dari motivasi-motivasi yang ingin mereka berikan bagi setiap yang mendengarkan, agar dapat mengikuti jejak mereka menginjakkan kaki di Tanah Suci dan menjadi Tamu yang dimuliakan Allah. Maka menjadi sangat wajar bagi setiap yang mendengarkan semakin tergerak hatinya untuk memenuhi panggilan Rukun Islam ke 5 itu, terutama yang belum seperti saya ini. (Mohon Do’anya ya?)

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sedikit inspirasi yang saya dapat dari silaturrahim itu selain yang sudah saya ceritakan di atas. (Padahal biasanya inspirasi datang kalau saya minum secangkir kopi lhoo… ditambah semangkuk soto ayam, sepiring gorengan, sekaleng kerupuk dan ditutup segelas Juz. Hehehe). Saya coba menghubungkan suasana ketika saya silaturrahim itu dengan ketika kita mengajari anak-anak kita belajar atau ketika kita mendidik mereka. Saya merasakan larut dalam suasana obrolan dan cerita yang disampaikan ketika itu karena saya merasakan keantusiasan si pencerita dan saya kira suasana itu tidak akan jauh berbeda ketika kita sedang mengajarkan sesuatu kepada anak-anak kita. Dan menurur saya, akan jauh berbeda respon ketika seorang guru mengatakan “Anaka-anak, catat buku ini!” dengan “Anak-anak, dalam buku ini dibahas pelajaran yang bagus sekali lho,,,sekarang kita catat dulu ya? Setelah itu Ibu jelaskan untuk kalian.” Karena keantusiasan dalam pesan ke dua tentunya.

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, mendidik dan mengajar memang bukan sesuatu yang ringan, bahkan sering melelahkan dan membuat stress. Tapi, sebisa mungkin, sebagai pendidik ataupun orang tua berusaha untuk menutupi kelelahan itu dengan sikap semangat di depan anak-anak kita. Tak pantas rasanya ketika kita baru saja pulang kerja dan belum sempat menaruh tas kemudian anak kita berteriak “Ayah-ayah, ini aku punya PR Matematika, tapi susah yah..ajari sekarang ya?” lantas kita berujar “Apa kamu tidak tahu bapak baru pulang???!!!” Saya kira sahabat semua juga tidak seperti itu kan?

Sahabat pembaca yang baik hatinya, mendidik ataupun mengajar anak-anak bukanlah sekedar menyampaikan suatu ilmu untuk mereka. Factor semangat dan keantusiasan kita dalam menyampaikan tentu juga sangatlah penting, bagaimana kita bisa membuat anak termotivasi untuk lebih, lebih dan lebih lagi mengetahui hal-hal yang baru bagi mereka. So,,, Loyo? Gak lah Yaaaooo….

Saya : 100% Kak Wall
Kamis, 21 November 2013
Posted by Unknown

Mempersiapkan Anak Kita Untuk Hal Yang Tidak Terduga

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat nan semangat. Aamiin…
Jum’at malam yang lalu alias malam sabtu, saya dikejutkan dengan sebuah pesan singkat di HP saya. Pesan singkat itu datang dari seorang Pendongeng senior dari Kota Gudeg. Isi pesan singkat itu kurang lebih “Assalamu’alaikum Kak Wall, besuk sabtu bisa ngisi dongeng di Magelang?” dalam hati saya berkata “Wah, ini pasti beliau cari pengganti, tapi apa saya mampu menggantikan Pendongeng sekaliber beliau?” Sejenak saya berpikir sebelum akhirnya saya jawab pesan itu dengan “Bismillah Kak, Insya’ Allah.” Dan malam itu seperti malam yang luar biasa bagi saya, menyiapkan materi dan berbagai macam persiapan yang lain sampai tidurpun jadi kurang nyenyak.hehehe

Sabtu pagi saya berangkat menunggangi kuda besi yang selalu setia menemani kemana saya pergi, saya meluncur dari Kota Klaten tercinta menuju Kota dimana terdapat candi Borobudur itu dengan sedikit basah karena cuaca yang sedikit gerimis pagi itu. Sempat terhenti disebuah Toilet yang berada di Hotel Pertamina karena panggilan alam kubro, tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk segera sampai di lokasi tepat waktu. Sesampai di lokasi, saya agak terkejut karena lokasi sekolahnya itu di Kawasan Akademi Militer, karena biasanya kan Dongeng di TPA, Masjid dan sejenisnya dan saya pikir pastinya pesertanya akan heterogen. Sampailah di lokasi setengah jam sebelum waktu yang disampaikan ke saya sebelumnya. Kemudian seorang Ibu yang tak lain adalah panitia kegiatan menyambut kedatangan saya “Kak Wall ya?” “Oh, Iya Bu” sambut saya. “Mari saya antar ke kursi tamu dulu aja, afwan, Jadwalnya kami rubah, jadi ngisinya masih agak nanti, gak papa kan?” “Ndak papa bu, malah bisa istirahat dulu.”

Spintas saya mengamati settingan lokasi yang yang cukup mewah dan kejutanpun belum berakhir, ternyata kegiatan itu adalah rangkaian pembukaan Hari Kesehatan Gigi Nasional yang dihadiri banyak pejabat dari Kabupaten dan kecamatan setempat. Dalam hati saya berpikir “Wah, Tantangan ni, ndongeng di depan pejabat gini, banyak tentaranya juga lagi, kalo gak bagus bisa diDoorr nih.hehehe” Acara demi acara pun dimulai, dari Pembukaan sampai sambutan-sambutan dari Pejabat-pejabat itu, debar hati ketika sang MC membacakan susunan acara berikutnya. Dan setelah acara hiburan pentas tari Topeng dari siswa-siswi SD tersebut, tibalah giliran saya dipanggil “Acara berikutnya, dongeng untuk adik-adik dari Kak Wall…” Dag-dig-dug debar jatung sembari berdo’a untuk yang terbaik.

Singkat cerita, Alhamdulillah dongengpun berjalan lancar dan anak-anak terhibur. Dan seorang pejabat dari Kabupaten menghampiri saya dan mengucapkan “Selamat mas, anak-anak terhibur.” “Alhamdulillah Pak…”

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, kita tidak pernah tau kejutan apa dan kapan kejutan-kejutan tak terduga datang kepada diri kita, tak terkecuali kepada anak-anak kita. Saya ingin sedikit membahas khususnya kepada anak-anak kita, Why? Jika anak-anak kita terbiasa dengan hal-hal mendadak seperti itu, ia akan terbiasa dan tak lantas lari menghindar karena tidak ada persiapan. Contoh sederhana, misalnya di sekolah Guru mengatakan “Anak-anak, hari ini kita ulangan…” padahal belum ada pemberitahuan sebelumnya, biasanya anak-anak akan serentak menjawab “Tapi kan belum persiapan bu… belum belajar… “ dan sebagainya. Nah, dalam kasus ini, anak yang tidak dipersiapkan sebelumnya akan kaget dan kurang siap tentunya, berbeda dengan ketika sebelumnya anak sudah belajar dirumah sekalipun tidak ada pemberitahuan ulangan esok harinya. Itu hanyalah satu contoh kecil saja, masih banyak contoh yang lainnya, misalnya anak ke sekolah naik sepeda, sampai tengah jalan bocor, atau kejadian-kejadian yang lain.

Lalu bagaimana dong? Seperti pepatah mengatakan, Sedia Payung Sebelum Hujan. Yang intinya mempersiapkan segala sesuatu untuk antisipasi berbagai kemungkinan. Trus, payungnya apa dong? Yupz, pertanyaan bagus. Tentunya kita tidak mungkin menyuruh anak kita untuk membawa berbagai macam peralatan untuk antisipasi berbagai kemungkinan, tapi kita cukup membekali anak-anak kita dengan ILMU, yupz, ilmu itu sebelum amal kan? Anak yang banyak ilmunya tentu tidak akan mudah panic ketika menghadapi sesuatu di depannya. Dan, tentu juga kita latih anak kita untuk mempunyai mental baja, artinya mental yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan tadi. Begitu sahabat pembaca yang baik hatinya, semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall
Senin, 18 November 2013
Posted by Unknown

Tips Membahagiakan Belajar Anak

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Alhamdulillah saya kembali bisa menyapa sahabat semua di kesempatan yang baik ini. Dan semoga sahabat semua dalam keadaan sehat. Amiin…

Sahabat pembaca yang baik hatinya, belajar memang kata yang sering kita dengarkan, terlebih ketika kita masih diusia sekolah. Sering kita dinasehati oleh orang tua ataupun guru-guru kita tentang betapa pentingnya belajar dan tentunya sekarang kita tau bahwa belajar memang sebuah keharusan bagi setiap manusia sejak ia dilahirkan sampai nanti akhir hayat kan?

Sebagian besar orang tua menginginkan anak-anaknya terbiasa dengan yang namanya belajar dan berharap belajar itu menjadi sebuah kebiasaan dalam bahasa inggrisnya learning habit. Seorang anak yang sudah terbiasa belajar tentunya akan berbeda dengan anak yang belum terbiasa belajar. Tapi, taukah sahabat sekalian? Bahwa ada sebuah hal yang patut kita wujudkan setelah terbentukknya learning habit? Apa itu? Yups, Leraning culture, yaitu budaya belajar. Tentu akan menjadi berbeda ketika belajar itu sudah menjadi budaya dalam diri anak dan di lingkungannya. Seperti kita ketahui sekarang banyak yang memasang spanduk “Jam Belajar Masyarakat, Matikan TV” dan sebagainya. Dan kalau budaya itu benar-benar dapat berjalan, Insya’ Allah akan menjadi sebuah nilai positif tidak terkecuali bagi perkembangan belajar anak, karena didukung dengan lingkungannya yang sudah menerapkan budaya belajar tadi.

Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, untuk dapat kita menanamkan budaya belajar pada diri anak-anak kita, tentunya peran kita pun juga sangat diperlukan. “Then, What Should We do?” Baik, ada banyak cara untuk kita dapat melatih agar budaya belajar tertanam dalam diri anak kita, salah satunya dengan Membahagiakan Belajar Anak kita. “Caranya?”

Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, sering kita terkendala cara ketika kita ingin membuat anak-anak kita senang dalam belajar, karena, terkadang bahkan sering kita terjebak untuk memikirkan ide-ide yang sulit kita dapatkan apalagi kita lakukan. Padahal, banyak hal sederhana bahkan terkesan remeh tetapi cukup efektif untuk membuat anak-anak kita senang belajar. Sebagai contoh seperti berikut ini, semisal kita mempunyai anak usia SD, maka bisa kita berikan hal-hal menarik berikut ini :
1. Meja belajar Unik.
Apa harus beli baru? Tidak. Kita bisa mengajak anak kita untuk membuat meja belajarnya menjadi menarik, misalnya kita hias meja belajar anak kita dengan hiasan atau gambar-gambar yang disukai anak kita (tentu gambar yang positif). Atau gambar yang merepresentasikan cita-citanya dan lain sebagainya.

2. Jadwal Pelajaran Kreatif
Dengan modal kertas warna-warni, kita bisa mengajak anak kita membuat kreasi jadwal pelajarannya. Misal setiap harinya dilambangkan dengan kerta yang dipotong bentuk buah bertuliskan mata pelajaran-mata pelajaran disekolahnya, kemudian ditempel pada sebuah kertas yang lebih besar diurutkan sesuai harinya, kemudian bisa dipasang di dekat meja belajarnya.

3. Sampul Buku Penyemangat
Kita ajak anak kita untuk membuat sesuatu yang membuat anak kita semangat pada setiap sampul bukunya, missal dengan menempelkan gambar cita-citanya, atau menuliskan nilai yang ingin ia dapatkan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing buku pada sampul depan bukunya.

4. Hiasan Dinding Inspiratif
Ternyata hiasan dinding selain memperindah suasana kamar belajar anak, bisa juga kita buat hiasan dari mata pelajaran anak kita, misalnya dengan membuat Mind Map/Peta pikiran mata pelajaran yang sesuai. Itung-itung buat contekan kalo kita ditanya anak kita. hehehe

5. Taman Belajar (Belajar Dikebun)
Mengajak dan menemani anak kita belajar diluar rumah, dengan beralaskan daun pisang (tikar maksudnya) selain bisa mengganti suasana belajar juga dapat melatih kepekaan anak kita terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.

6. Makanan Kejutan
Ditengah-tengan kepenatan anak kita menyelesaikan PRnya atau tugas-tugasnya, kita bisa datang membawakan makanan ringan atau segelas minuman yang menyegarkan, Insya’ Allah akan membuat anak kita kembali semangat.

7. Tempat lukis Special
Biasanya, anak kecil suka corat-coret dimanapun tempat yang ia kehendaki tembok, kaca dll, tapi sayangnya bagi sebagian orang tua yang kurang sabar, justru akan memicu kemarahan karena bisa mengotori dll. Maka dari itu, kita bisa membuatkan tempat khusus untuk dia corat-coret, misalnya dengan sebuah “White Board” besar lengkap dengan spidolnya.

8. Dll
Masih banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memberikan kebahagiaan dalam anak-anak kita belajar. Tidak harus mahal, tidak harus dengan sesuatu yang sulit dilakukan, tetapi bisa dengan sesuatu sederhana yang ada di sekitar kita. Dengan membuat anak bahagia dalam belajar, Insya’ Allah Learning Culture akan mudah terbentuk dari situ.

Saya : 100% Kak Wall
Kamis, 14 November 2013
Posted by Unknown

Pentingnya Mengenal Kampung Halaman

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Semoga sehat selalu ya? Aamiin… Sedikit cerita ni, banyak saudara-saudara di sekitar saya yang baru diberikan nikmat sakit, semoga semakin membuat kita semakin bersyukur atas nikmat sehat yang Allah berikan.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, masih ingat perang sampit? Perang antar suku yang terjadi beberapa tahun yang lalu yang melibatkan dua kelompok suku besar yang salah satunya adalah Madura melawan penduduk asli setempat. Sangat mengerikan waktu itu, sehingga semua penduduk yang mempunyai keturunan Madura yang masih selamat semua dipulangkan ke Pulau asalnya, yaitu Madura. Ada sebuah hal yang menarik disana, yaitu ketika pemerintah setempat mendata orang-orang yang dievakuasi ini. Awalnya pemerintah ingin mengembalikan mereka ke keluarganya masing-masing yang masih ada di Madura. Tapi, setelah didata Pemerintah justru kebingungan, mau dikembalikan ke siapa orang-orang ini? Dan usut punya usut, ternyata keluarga yang merantau ke Borneo itu rata-rata sudah berganti generasi, alias sejak Kakek buyutnya. Dan semenjak generasi pertama merantau itu, mereka tidak pernah lagi pulang ke Madura, apalagi mengajak anak-anak mereka pulang, itu sama sekali tidak dilakukan. Sehingga keturunan mereka itu tidak mengenal kepada siapa mereka harus pulang ke Madura. Dan mereka juga tidak mempunyai atau tidak masuk dalam daftar kependudukan di Madura.

Sedikit belajar dari kisah itu sahabat pembaca yang baik hatinya, betapa pentingnya mengajarkan kepada anak kita untuk senantiasa mengingat dan menjaga silaturrahim dengan kampung halaman. Bukan berarti kita harus selalu tinggal disana, melainkan kita ajarkan kepada anak-anak kita, dimanapun kita tinggal hendaklah sesekali berkunjung kembali ke kampong halaman, karena pada umumnya, disanalah kerabat, saudara dan handai taulan banyak berkumpul. Tentu tidak ingin kan anak-anak kita atau bahkan kita sendiri tidak mengenal saudara kita? Sebagai contoh missal anak kita hijrah ke suatu tempat yang jauh untuk mencari nafkah, tetapi sampai ia punya keturunan bahkan cucu tapi tidak pernah pulang menemui kita? Apa yang kita rasakan jika kita menjadi orang tua? Hemmm tentu banyak yang tidak menginginkan itu.

Sahabat pembaca yang baik hatinya, berkaca dari kisah Hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, apa lantas beliau lupa begitu saja dengan Makkah? Tentu saja tidak. Salah satu kisah yang bisa kita ambil pelajaran adalah ketika Nabi Muhammad berdo’a kepada Allah untuk memindahkan kiblat shalat dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah yang ada di Makkah. Nah, sahabat pembaca yang baik hatinya, belajar dari semua itu mari dimanapun kita berada saat ini, haruslah diri kita dan kita ajarkan untuk anak-anak kita bagaimana menjaga silaturrahim dengan orang-orang dikampung halaman kita, karena dari sanalah awal mula kita disini. Sekian semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall
Senin, 11 November 2013
Posted by Unknown

Penyakit Kronis Kehidupan

Assalamu’alaikum, sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar hari ini? Semoga senantiasa sehat ditengah cuaca yang mulai tak menentu ini. Aamiin…
“Kak, kenapa judul tulisannya kayak gitu? Kayak mau bahas soal penyakit aja?”
Barangkali itu pertanyaan yang terlintas di benak sahabat pembaca sekalian ketika melihat judul tulisan saya kali ini. Tapi tepat sekali, karena kali ini saya akan sedikit membahas tentang penyakit-penyakit yang berkembang sudah sejak lama bahkan hingga saat ini masih banyak kita jumpai di sekitar kita. Eit, tapi bukan penyakit secara fisik macam flu, batuk pilek dan sejenisnya lho, tapi ini penyakit yang menjangkit pelajar-pelajar atau anak didik khususnya dan kita semua pada umumnya.
“Penyakit apa sih?”

Baik, dari pada penasaran kita mulai saja dengan yang pertama.
ASMA. Ada yang pernah dengar sebelumnya tentang penyakit ini? Tapi bukan Bengek lho… Asma disini adalah singkatan dari ASAL MASUK. Banyak pelajar-pelajar kita yang sekolah itu “yang penting masuk kelas”, perkara ikuti pelajaran atau nyatet itu urusan belakangan. Istilahnya yang penting presensinya penuh.

Yang ke dua, KURAP. “Maaf tidak bermaksud menyidir kulit sahabat sekalian.” Hehehe maksudnya adalah KURANG RAPI. Coba kita tengok pelajar-pelajar kita, masih ada kagak yang sekolah itu asal pake’ bajunya? Baju dikeluarin, kaus kaki kumal, sepatunya ketika ada ibu hamil nyium langsung lahir anaknya (yang ini berlebihan. Hehehe) dan lainnya, tapi itu baru dari segi penampilan saja. Dan biasanya, kalo yang udak kayak gitu, sekolanyapun juga kurang rapi, catatan buku misalnya dan juga yang lainnya.

Yang ke tiga, KUDIS, yaitu KURANG DISIPLIN. Jadwal masuk jam 7, eh,,, setengah 8 baru berangkat. Yang lain pake’ OSIS e, dia pake Pramuka, dan masih banyak ketidak disiplinan yang lainnya yang bisa kita jumpai dilingkungan pelajar kita.

Yang ke empat, KUMAT. KURANG SEMANGAT. Lemes, loyo, tidak bergairah, itu profil-profil pelajar kita. Why? Salah satunya karena mereka tidak punya motivasi yang mendorong mereka berprestasi. Sebenarnya buka tidak ada, melainkan mereka belum menemukan atau belum menyadari saja, karena sebenarnya motivasi-motivasi itu bisa datang dari yang terdekat, misal orang tua, guru, teman dll.

MABUK yang ke lima, alias MALAS BUKA BUKU. Buku adalah Gudang Ilmu, atau Buku adalah Jendela Ilmu dan masih banyak istilah yang lainnya yang semua mengartikan betapa pentingnya buku atau begitu besar manfaat buku. Lalu apa jadinya jika pelajar-pelajar kita sudah malas membuka buku? “Ada PR yaudah biarin aja. Suruh menyalin tulisan, ah nanti aja.” Dan lain-lain.

BATUK, ini yang ke enam, yaitu BACA NGANTUK. Tidak sedikit pelajar kita yang menderita penyakit ini, ngantuk ketika baca buku pelajaran. Tapi, anehnya, ngantuk itu datangnya tidak secepat ketika membaca pelajaran jika ia sedang baca yang lain, misalnya SMS, Chatting dan sejenisnya. Heeemmmm…

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, sedikit yang bisa saya tulis kali ini, karena masih banyak penyakit-penyakit yang menyerang pelajar kita saat ini. Tapi, intinya adalah, mari, bagaimana kita berperan untuk memberantas penyakit-penyakit itu. Apa itu hanya tugas guru? Karena tentu saja tidak. Itu adalah tugas kita semua, yang menjadi guru, tentu untuk muridnya, yang jadi orang tua untuk anaknya, yang hidup bermasyarakat untuk lingkungannya.

“Bagaimana caranya?” Yupz, tentu saja dengan kita menanamkan kesadaran kepada anak-anak didik di lingkungan kita tentang begitu pentingnya belajar untuk masa depannya.
“Tapi mereka Ngeyel?” Itu hanya proses bagaimana ia akan memahami yang kita sampaikan. Sabar dan terus kita lakukan saja.
“Ah, cuek ajalah, saya kan masih muda, belum punya anak…?” Ingat, merekalah yang nantinya akan berganti mendidik anak-anak kita, tentu kita tidak mau kan anak-anak kita dididik dengan cara yang kurang baik?

Saya : 100% Kak Wall
Senin, 04 November 2013
Posted by Unknown
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -