Posted by : Unknown Senin, 21 Oktober 2013

Assalamu’alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. Siapa yang tau apa rahasia cantik itu apa? Apa yang menyebabkan cantik? Yupz… betul sekali, bagi sahabat yang merasa cantik berterimakasihlah pada huruf C, karena kalau tidak ada huruf C sahabat-sahabat semua akan menjadi barang yang layak untuk dimuseumkan. Hehehe just kidding lhooo..

Well, kenapa saya berikan judul mendidik itu cantik & teladan itu menawan? Begini ceritanya. Beberapa waktu yang lalu saya baru saja berbincang dengan seorang rekan yang belum lama saya kenal. Beliau adalah seorang pemilik sebuak Kelompok Bermain dan juga Taman Kanak-kanak. Kami berbincang “ngalor-ngidul” terkhusus soal pendidikan dan juga kondisi di Taman Bermain miliknya itu, dan memang saat itu kami berbincang sambil sesekali dikerubuti anak-anak yang sekedar salaman sampai ikut nimbrung kami ngobrol (meskipun kelihatannya anak-anak itu juga belum paham apa yang kami obrolkan). Nah, rekan saya itu bercerita tentang kondisi di tempat itu, terutama soal Guru-gurunya yang sering keluar masuk dengan berbagai macam alasan. Ada sepenggal pernyataan yang saya catat dalm pikiran saya “Tapi gini mas, mereka (guru) yang disini sejak awal atau lama cara mengajarnya tu benar-benar seperti dari hati, dan apa-apa yang dilakukan itu lebih diikuti anak-anak, dan saya malah kadang sampai berpikir gini : kalau dalam jangka waktu tertentu seorang guru baru tidak mampu membuat anak-anak tertarik kepadanya dan mengikuti instruksinya, hampir bisa dipastikan beberapa bulan kemudian dia akan mengundurkan diri. Dan itu sering mas. Apalagi disini kami belum bisa melebihi UMR.”

Sejenak, saya amati guru yang ditunjukkan rekan saya itu, guru-guru yang senior disana, dan memang benar, meskipun secara usia boleh dibilang masih ibu-ibu muda, tapi cara mereka berkomunikasi dengan anak benar-benar hangat, wajar saja anak-anak begitu dekat dan mendengarkan serta mengikuti perintah dari guru mereka. Saya tidak tahu apakah kata-kata yang mereka ucapkan itu sudah disusun sebelumnya, tapi saya rasa tidak. Teman saya juga bercerita : “kalau kadang guru-guru ini membersihkan kelas (nyapu) anak-anak sering berebut sapu untuk membantu menyapu, atau membantu menata sepatu di rak, (karena memang disana semua alas kaki harus dilepas), hal-hal kecil seperti itu mereka lakukan sendiri lho mas, ndak pernah diminta “Ayo Bunda dibantu nyapu” atau yang lainnya.”

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, coba kita simpulkan dari cerita rekan saya itu, Pertama, mendidik dari hati, dengan cinta dan ketulusan tentu akan sangat jauh berbeda dengan hanya mengajar karena tuntutan pekerjaan semata. Seperti pepatah mengatakan Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas. Kerja Keras itu bisa diupayakan, Kerja Cerdas bisa dipelajari, Tapi Kerja Ikhlas harus datang dari hati.

Kedua, perbuatan yang kita lakukan didepan anak-anak kita itu lebih mereka perhatikan ketimbang kita hanya menyuruh atau menerintahkan sesuatu. Nah, kalau anak-anak sudah mengikuti kebiasaan baik kita, itu artinya mereka sudah tertawan dengan keteladanan yang kita berikan, kalau sudah tertawan dengan keteladanan kita seperti itu, tinggal kita pilih-pilih aja keteladanan apa yang ingin kita masukkan. Semoga bermanfaat.

Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -