- Back to Home »
- Inspirasi , Kisah Perjalanan , Motivasi »
- Hikmah Membangun dan Menjaga Uhuwah
Posted by : Unknown
Kamis, 20 Februari 2014
Assalamu’alaikum
sahabat pembaca yang baik hatinya. Bagaimana kabar sahabat hari ini?
Sehat? Atau kurang sehat? Alhamdulillah, apapun kondisi kita yang
terpenting adalah syukur terlebih dahulu. Bener kan?
Baik, hari ini saya akan sedikit bercerita untuk sahabat semuanya. Tentang apa? Yups, tentang sebuah kisah yang terjadi di kampung halaman. Begini sahabat :
“Beberapa hari yang lalu di masjid tempat biasa saya berjama’ah di rumah, rekan seperjuangan saya mengajak untuk kembali menghidupkan kegiatan TPA yang sempat terhenti beberapa bulan yang lalu kerena beberapa hal. Nah, karena mengingat berbagai aktivitas dari rekan-rekan saya, akhirnya kegiatan TPA itu pun kami alihkan selepas shalat Maghrib yang dulunya Ba’da ‘Asar.
Emmm…di hari-hari awal pertemuan ada sesuatu yang saya temukan di sana, yaitu ketika salah satu teman yang sebelumnya sudah cukup lama mengasuh kegiatan-kegiatan TPA memulai kegiatan itu. Apa yang saya temukan sahabat? Disana terlihat sedikit kecanggungan dari rekan saya itu dan ternyata kecanggungan itu juga dialami santri-santri yang datang. Canggung seperti apa? Emmmm…barangkali sahabat bisa membayangkan ketika sebuah kelas dengan seorang guru baru juga murid baru dan memulai kelas untuk pertama kalinya dan belum pernah bertemu sama sekali sebelumnya. Padahal sahabat, sebelum terhenti, kegiatan TPA di tempat kami sudah cukup lama berjalan dan hubungan antara pengasuh dan santri pun sudah cukup dekat.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, singkat cerita, ketika tulisan ini saya buat sahabat, sepekan sudah perjalanan kami untuk kembali menghidupkan kegiatan TPA itu. Alhasil, ikatan antara santri-santri dan pengasuh yang sempat hilang beberapa bulan itu kembali kami temukan. Komunikasi antara santri dan pengasuhpun juga sudah mulai hangat dan akrab seperti yang pernah terjadi sebelumnya.”
Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah pelajaran yang coba saya petik dari kisah itu yang kurang lebih seperti ini. Membangun sebuah ikatan ukhuwah / ikatan batin / ikatan emosional dan sejenisnya itu penting, baik dengan keluarga, sahabat, murid, rekan kerja ataupun yang lain, tetapi bagaimana kita menjaga ikatan itupun juga tidak kalah penting. Karena, bagaimanapun yang terjaga akan lebih istimewa.
Saya : 100% Kak Wall
Baik, hari ini saya akan sedikit bercerita untuk sahabat semuanya. Tentang apa? Yups, tentang sebuah kisah yang terjadi di kampung halaman. Begini sahabat :
“Beberapa hari yang lalu di masjid tempat biasa saya berjama’ah di rumah, rekan seperjuangan saya mengajak untuk kembali menghidupkan kegiatan TPA yang sempat terhenti beberapa bulan yang lalu kerena beberapa hal. Nah, karena mengingat berbagai aktivitas dari rekan-rekan saya, akhirnya kegiatan TPA itu pun kami alihkan selepas shalat Maghrib yang dulunya Ba’da ‘Asar.
Emmm…di hari-hari awal pertemuan ada sesuatu yang saya temukan di sana, yaitu ketika salah satu teman yang sebelumnya sudah cukup lama mengasuh kegiatan-kegiatan TPA memulai kegiatan itu. Apa yang saya temukan sahabat? Disana terlihat sedikit kecanggungan dari rekan saya itu dan ternyata kecanggungan itu juga dialami santri-santri yang datang. Canggung seperti apa? Emmmm…barangkali sahabat bisa membayangkan ketika sebuah kelas dengan seorang guru baru juga murid baru dan memulai kelas untuk pertama kalinya dan belum pernah bertemu sama sekali sebelumnya. Padahal sahabat, sebelum terhenti, kegiatan TPA di tempat kami sudah cukup lama berjalan dan hubungan antara pengasuh dan santri pun sudah cukup dekat.
Sahabat pembaca yang baik hatinya, singkat cerita, ketika tulisan ini saya buat sahabat, sepekan sudah perjalanan kami untuk kembali menghidupkan kegiatan TPA itu. Alhasil, ikatan antara santri-santri dan pengasuh yang sempat hilang beberapa bulan itu kembali kami temukan. Komunikasi antara santri dan pengasuhpun juga sudah mulai hangat dan akrab seperti yang pernah terjadi sebelumnya.”
Sahabat pembaca yang baik hatinya, ada sebuah pelajaran yang coba saya petik dari kisah itu yang kurang lebih seperti ini. Membangun sebuah ikatan ukhuwah / ikatan batin / ikatan emosional dan sejenisnya itu penting, baik dengan keluarga, sahabat, murid, rekan kerja ataupun yang lain, tetapi bagaimana kita menjaga ikatan itupun juga tidak kalah penting. Karena, bagaimanapun yang terjaga akan lebih istimewa.
Saya : 100% Kak Wall