Posted by : Unknown Senin, 19 Agustus 2013

Assalamu’alaikum. Salam jumpa kembali sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya. Setelah sekian abad lamanya tidak bersua, kali ini akan saya coba kembali menyapa sahabat semua dengan tulisan-tulisan saya yang semoga selalu dinantikan sehabat pembaca semuanya. (PeDe dikit gak papa kan? Heeee).

Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, saya mau crita dulu nih… beberapa hari yang lalu sepulang mendampingi training di sebuah sekolah saya sempat sedih sesaat, soalnya pas mau naik ke kendaraan, sepatu yang senantiasa menemani saya nyangkut tembok yang cukup kasar, jadinya sepatu kanan saya tergores. Tapi akhirnya ya sudahlah, barangkali Allah mau ngasih yang baru lagi. Aamiin. Atau mau ada yang beliin?

Sesampainya di tempat kerja, saya amati lagi goresan di sepatu saya dan saya berpikir “Wah, jadi gak sama ni kanan ma kiri, yang satu mengkilat yang satu mengkusut.” Kemudian saya coba poles goresan tadi dengan semir biar bagus lagi, tapi ternyata tetap terlihat bekas goresannya. Kemudian saya amati kedua sepatu saya dan sejenak berfikir “gimana ya biar sama lagi? Masa’ yang satu juga digores? Gak mungkin lah.” Ketika saya sibuk mencari cara biar sepatu saya kembali terlihat sama, tiba-tiba muncul dalam pikiran saya “Lho??? Bukannya dari awal bentuknya emang beda ya? Coba kalo dulu kanan semua, kan kagak jadi dibeli? So, kenapa harus di buat sama? Anggap aja goresannya asli dari toko. Hahaha.”
 
Sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, sedikit belajar dari pengalalaman saya itu, ternyata sepatu aja biar serasi dibuat beda ya kiri dan kanan, soalnya bentuk telapak kaki kita diciptakan Allah juga dalam bentuk yang berbeda, yang satu jempolnya di sebelah kiri dan yang satu di sebelah kanan dan setelah dipadukan sangat serasi dan pas banget kan? So, kenapa kita terlalu sibuk meributkan perbedaan sih?

Satu contoh, banyak orang ribut dalam rumah tangga yang kadang dengan alasan perbedaan yang tidak seharusnya dipermasalahkan, misalnya gini : sang suami lebih suka tidur dalam kondisi gelap (lampu dimatikan), sementara istri lebih suka terang. Akhirnya ribut dan berdebat dan mungkin sampai pisah, kan gak seharusnya banget kan? Coba diambil jalan tengah, pake lampu yang remang-remang atau lilin gitu (katanya) lebih romantis kan? Ato pake lampu disko, kadang nyala kadang mati (bahasa Germannya : byar pet byar pet) lebih gaul juga kan? Lagi pula awal menikah juga karna berbeda kan? Masa’ jeruk minum jeruk? (Maaf bukan bermaksud menyinggung Anda yang melegalkan pernikahan sejenis).

So, sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, biar jadi indah SEMUA KAGAK HARUS SAMA kan? Pelangi indah karna warna-warninya. Kalo masalah jodoh, bukan suatu masalah ketika yang satu suka manis yang satunya suka pedes, yang penting Aqidahnya aja yang kagak boleh beda. Dan yang terpenting syukuri apa yang ada karna hidup adalah anugerah, tertap jalani hidup ini dan lakukan yang terbaik (itu lirik lagunya D’Masiv).

Sikapi perbedaan dengan hati, bukan dengan emosi, agar terbuah solusi. So,,,sahabat-sahabat pembaca yang baik hatinya, siapa yang mau beliin saya sepatu baru?? (Lho…??? Hahaha)

Saya : 100% Kak Wall. Salam

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -