Posted by : Unknown Senin, 26 Mei 2014

Assalamu'alaikum sahabat pembaca yang baik hatinya. jumpa lagi dengan saya 100% Kak Wall. Ada sebuah cerita yang akan saya bagi untuk sahabat semua pada kesempatan kali ini. 


Di sebuah Masjid tua yang berada di tengah-tengah kampung yang cukup padat penduduk sore itu. Namun ironisnya disetiap shalat lima waktu, jama'ah yang datang tak sebanding dengan banyaknya penduduk di sana. Meskipun fenomena ini sering kita jumpai siiihhh... Berbeda dengan sore itu, ada beberapa pemuda yang meramaikan Masjid tua itu untuk membahas perkembangan dakwah disana. Tiba waktunya shalat Maghrib. Sang Muadzin utama yang tak lain adalah seorang bapak-bapak yang sudah cukup berumur belum juga datang. Kemudian salah satu diantara pemuda itu berinisiatif untuk mengumandangkan adzan, karena memang sudah banyak terdengar suara adzan dari masjid-masjid yang lain. Sebut saja Abdullah, pemuda berkulit sedikit gelap dengan rambut keriting dan wajah yang menurut orang-orang disana tidak seperti orang kebanyakan, agak unik gitu lah.Tapi, suara adzan yang dikumandangkan wwuuuuuiiiihhhhhh sangat-sangat merdu... orang bilang seperti yang ada di TV Indo**ar.
Sontak, warga kampung pun bertanya-tanya, "Eh, siapa yang adzan itu? bagus baget...pasti yang adzan ganteng nih... ke masjid yuk?"
Memang si Abdullah ini baru sekalinya mengumandangkan Adzan di masjid itu dan akhirnya banyak warga yang datang ke masjid karena penasaran.
Luar biasa kejadian setelah itu... mereka yang datang sudah lengkap dengan sarung dan peci juga yang puteri dengan mukenanya bertanya pada salah satu pemuda yang ada di serambi masjid..."Nak, siapa yang adzan tadi? Bagus sekali, Bapak-bapak sama Ibu-ibu ini jadi penasaran, makanya ke masjid". "O,,, itu tadi Abdullah Bu,,," jawab salah satu diantara mereka.
"Abdullah? Oalah, kirain siapa, yaudah gak jadi shalat di masjid aja lah, shalat dirumah aja. Pada pulang aja yuk?" kata salah satu dari mereka yang kecewa dari rasa penasaran itu...
Sahabat pembaca yang baik hatinya, saya sendiri bingung berekspresi mendengar cerita itu. Apakah lucu? Atau Aneh? Atau mungkin memperihatinkan?


Baik, sahabat pembaca yang baik hatinya, coba kita tengok dari sudut pandang yang lain. "Jangan menilai buku dari covernya" pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari cerita itu dan mungkin itu yang pertama kali muncul dalam benak sahabat.


Tapi masih ada yang Kedua. Kita, sebagai orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik tentang motivasi kita beribadah pada anak-anak kita. Bukan lantaran karena manusia yang lain, entah seperti cerita di atas, entah karena ingin dipuji atapun menunjukkan pada orang-orang bahwa kita rajin beribadah dan terlihat sholeh.nah, pelajaran ini saya anggap penting. Kenapa? Yupz, Bukankah hanya kesia-siaan yang kita dapat jika niatan ibadah kita bukan karena Allah? Sahabat pembaca yang baik hatinya, jika kita mampu menanamkan sejak dini pada anak-anak kita tentang untuk siapa dan karena apa mereka beribadah, alangkah indahnya kita melihat anak-anak kita begitu ringan menjalankan shalat, puasa, yang bukan karena janji kita untuk membelikan sepeda atau sepatu baru. Bukan juga karena presensi guru di sekolahnya.


Saya : 100% Kak Wall

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 100% Kak Wall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -